Jumat, 19 Juni 2009

Pendidikan Indonesia

Persoalan Pendidikan di Indonesia
By Retno A.H

Persoalan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia saat ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar menyangkut soal mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan.Dimana faktor-faktor yang mempengarui mutu pendidikan adalah kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana pendidikan. Faktor-faktor yang menyangkut persoalan manajemen pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan alokasi dana pemerintah untuk dunia pendidikan. serta perhatian pemerintah pada perkembangan pendidikan

Kualitas Pendidikan
Akhir-akhir ini banyak hal yang harus kita perhatikan dengan informasi yang ada beberapa anak Indonesia berhasil menjadi juara Olimpiade Internasional ini menunjukkan kualitas anak Indonesia tidak kalah dengan anak anak dari negara lain. Tapi Informasi dari majalah-majalah dunia maupun Asia menunjukkan data bahwa pendidikan negara kita masih dibawah negara-negara lain. Hal ini menunjukkan yang baik sama yang jelek lebih banyak yang jelek
Pemerintah sendiri mengusahakan meningkatkan mutu pendidikan dengan pencamtuman 20% dari APBN dan APBD untuk dunia pendidikan. apakah ini cukup untuk mendongkrak mutu pendidikan di negara kita? apa tidak perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk mengevaluasi perkembangan mutu pendidikan dimana banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1. Kurikulum
Sejak saya terjun di dunia pendidikan selama 7 tahun Indonesia sudah mengalami 3 perubahan kurikulum Kurikulum. Seperti yang kita tahu pada umumnya dengan ukuran waktu tersebut apa cukup untuk kita mensosialisasikan pada dunia pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dan menerapkan terus mengambil analisa dari hasil pembelajaran untuk bahan mengevaluasi, apa perubahan tersebut hanya berdasarkan pendapat atau ide pemikiran orang-orang tertentu tanpa menimbang objek yang dituju dan semua sektor yang mempengaruhi.
Menurut saya perubahan yang ada hanya berbeda pada nama KBK berubah KTSP SKBM berubah SKM terus berubah jadi KKM. masalah teknis bukan perubahan dasar pendidikan. Perubahan yang diperlukan adalah proses pembelajaran yang menghasilkan output yang baik dan proses pembentukan manusia utuh. berakhlak, berpengetahuan, berteknologi.

2. Isi Pendidikan dan Pendidikan Nilai
Pendidikan bukan hanya soal kemajuan otak dan kognitif. Pendidikan bertujuan juga untuk mengembangkan pribadi anak didik agar menjadi manusia yang utuh. Kemunduran pendidikan nilai di sekolah sekarang semakin dirasa sekolah hanya memikirkan nilai 7 atau 8 untuk matematika, Bhs Inggris dll, tapi lupa untuk memberikan pendidikan bersikap tanggung jawab, kejujuran dan bertutur kata yang baik.
Sejak beberapa tahun terakhir mulai banyak sekolah dengan basic Agama memberikan pendidikan nilai disamping pengajaran ilmu pengetahuan. Tetapi hal itu selalu diiringi dengan biaya sekolah yang tinggi. Berapa banyak lapisan masyarakat kita bisa menjangkau harga tersebut. Sedangkan sekolah gratis yang hampir semua kalangan masyarakat bisa jangkau dan memiliki siswa dengan jumlah besar belum menyadari pentingnya pendidikan nilai tersebut.

3. Proses Pembelajaran dan Evaluasi
Banyak sekolah di Indonesia yang proses pembelajarannya tidak dapat berjalan lancar dikarenakan beberapa hal. Jumlah ruang tak berimbang dengan jumlah kelas yang ada. Rasio Guru dan Siswa masih terlalu besar. Bangunan sekolah yang jauh dari kata layak. Tidak sedikit di daerah guru pengajar mata pelajaran bukan berbasis pendidikan yang sama dengan mata pelajaran yang diajar. Model pengajaran yang hanya menekankan ceramah dan kurang demokratis pembelajaran model satu arah yang berakibat mematahkan kreativitas siswa.
Evaluasi hasil proses pembelajaran yang ada selama ini masih belum bisa dipakai untuk menggambarkan siswa itu sebenarnya. Ada UN yang menurut saya hasilnya belum bisa menggambarkan siswa secara utuh. Dan juga hasilnya belum dipercaya kemurniannya oleh masyarakat layak. Dan Pemerintah juga tidak menevaluasi secara utuh hasil UN dan Pelaksanaan UN. Tingkat Pendidikan yang diatasnya tidak dapat percaya dengan hasil UN. Mau Masuk SMP tes. Dari SMP mau masuk SMA tes. Dari SMA mau masuk ke perguruan tinggi juga tes. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan UN bukan hasil Evaluasi yang baik.

4. Kualitas Guru
Menurut pengalaman profesi guru di Indonesia bukan profesi impian setiap orang. Banyak yang menjadi guru karena ditolak atau tidak diterima dari kerjaan yang lain. Hal ini disebabkan karena jadi guru di Indonesia pasti jauh dari kata sejahtera. Jadi banyak yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajar. Dengan adanya otonomi daerah semakin membuat tidak meratanya tenaga pendidik. Di daerah yang maju kelebihan tenaga pendidik yang potensi akhirnya tidak terpakai, Didaerah yang minus sampai memaksa tenga yang tidak sesuai untuk menjadi tenaga pendidik. Siapa yang bisa mengubah kondisi ini?

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Lagi-lagi sangat sangat terlihat perbedaan antara sekolah elite dengan sekolah rakyat. Sekolah dikota besar memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang cukup memadai dengan biaya pendidikan yang tinggi sehingga hanya golongan tertentu yang prosentasenya sangat kecil bisa mencapai sekolah tersebut. sedangkan sekolah rakyat sarana dan prasarana sangat minim sekali disinilah jumlah terbesar anak didik menimbah ilmu. Siapa yang bertanggung jawab atas ini?

Manajemen Pendidikan
Bidang Pendidikan sebenarnya sama dengan Bidang Perekonomian, Bidang Industri dll. Agar Proses pendidikan dengan seluk beluknya dapat berjalan dengan baik dan sinergis saling menguatkan maka diperlukan manajemen yang berjalan baik dan optimal. Dalam Banyak hal, di lingkup pendidikan di Indonesia manajemennya belum berjalan dengan baik, bahkan manajemennya merupakan salah satu penghalang untuk kita bisa maju. Hubungan antara Dirjen di Depdiknas, hubungan antara depdiknas daerah dengan sekolah, hubungan antara orang-orang dilingkungan pendidikan yang masih kurang lancar karena terbentur sistem birokrasi yang membuat semua serba lambat. Yang permasalahannya justru yang ditekankan hanya masalah administrasi yang secara tidak terkait langsung dengan proses pendidikan dan pengajaran misal maslah bentuk raport ijazah dan lain-lain. Siapa yang bisa mengubah ini dengan cepat?


Tidak hanya itu yang menjadi polemik dalam pendidikan Indonesia, Secara tidak langsung Media Massa, Media Televisi, Perkembangan teknologi juga mempengaruhi karakter siswa didik kita. Terlalu banyak berita bunuh diri, Banyaknya Sinetron yang menceritakan perselisihan keluarga karena warisan, perebutan seorang pria, Ini sangat jauh dari Pendidikan Nilai yang ingin kita tanamkan pada anak didik. Kebanyakan orang tua menerima keberadaan Internet dengan pandangan negatif karena lewat Internet lha anak mereka ketagihan game, lewat internet lha mereka mengenal gambar dan video pornoh tapi mereka tidak banyak yang mengerti bawa dengan Internetlah kita bisa menggenggam dunia tanpa biaya besar. Siapa yang bertanggung jawab mengubah opini-opini masyarakat yang salah?

Menurut saya untuk menyelesaikan semua problem yang ada pada pendidikan di Indonesia tidak hanya membutuhkan 20% dana APBN dan APBD tapi perhatian semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan semua kalangan pendidikan karena Inilah tanggung jawab kita semua.




Tidak ada komentar: