Jumat, 19 Juni 2009

Apersepsi Materi Segitiga

Pendidikan Indonesia

Persoalan Pendidikan di Indonesia
By Retno A.H

Persoalan pendidikan dasar dan menengah di Indonesia saat ini sangat kompleks. Permasalahan yang besar menyangkut soal mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, dan manajemen pendidikan.Dimana faktor-faktor yang mempengarui mutu pendidikan adalah kurikulum, proses pembelajaran, evaluasi, buku ajar, mutu guru, sarana dan prasarana pendidikan. Faktor-faktor yang menyangkut persoalan manajemen pendidikan seperti otonomi pendidikan, birokrasi, dan alokasi dana pemerintah untuk dunia pendidikan. serta perhatian pemerintah pada perkembangan pendidikan

Kualitas Pendidikan
Akhir-akhir ini banyak hal yang harus kita perhatikan dengan informasi yang ada beberapa anak Indonesia berhasil menjadi juara Olimpiade Internasional ini menunjukkan kualitas anak Indonesia tidak kalah dengan anak anak dari negara lain. Tapi Informasi dari majalah-majalah dunia maupun Asia menunjukkan data bahwa pendidikan negara kita masih dibawah negara-negara lain. Hal ini menunjukkan yang baik sama yang jelek lebih banyak yang jelek
Pemerintah sendiri mengusahakan meningkatkan mutu pendidikan dengan pencamtuman 20% dari APBN dan APBD untuk dunia pendidikan. apakah ini cukup untuk mendongkrak mutu pendidikan di negara kita? apa tidak perlu adanya perhatian dari pemerintah untuk mengevaluasi perkembangan mutu pendidikan dimana banyak faktor yang mempengaruhinya antara lain :
1. Kurikulum
Sejak saya terjun di dunia pendidikan selama 7 tahun Indonesia sudah mengalami 3 perubahan kurikulum Kurikulum. Seperti yang kita tahu pada umumnya dengan ukuran waktu tersebut apa cukup untuk kita mensosialisasikan pada dunia pendidikan di seluruh wilayah Indonesia dan menerapkan terus mengambil analisa dari hasil pembelajaran untuk bahan mengevaluasi, apa perubahan tersebut hanya berdasarkan pendapat atau ide pemikiran orang-orang tertentu tanpa menimbang objek yang dituju dan semua sektor yang mempengaruhi.
Menurut saya perubahan yang ada hanya berbeda pada nama KBK berubah KTSP SKBM berubah SKM terus berubah jadi KKM. masalah teknis bukan perubahan dasar pendidikan. Perubahan yang diperlukan adalah proses pembelajaran yang menghasilkan output yang baik dan proses pembentukan manusia utuh. berakhlak, berpengetahuan, berteknologi.

2. Isi Pendidikan dan Pendidikan Nilai
Pendidikan bukan hanya soal kemajuan otak dan kognitif. Pendidikan bertujuan juga untuk mengembangkan pribadi anak didik agar menjadi manusia yang utuh. Kemunduran pendidikan nilai di sekolah sekarang semakin dirasa sekolah hanya memikirkan nilai 7 atau 8 untuk matematika, Bhs Inggris dll, tapi lupa untuk memberikan pendidikan bersikap tanggung jawab, kejujuran dan bertutur kata yang baik.
Sejak beberapa tahun terakhir mulai banyak sekolah dengan basic Agama memberikan pendidikan nilai disamping pengajaran ilmu pengetahuan. Tetapi hal itu selalu diiringi dengan biaya sekolah yang tinggi. Berapa banyak lapisan masyarakat kita bisa menjangkau harga tersebut. Sedangkan sekolah gratis yang hampir semua kalangan masyarakat bisa jangkau dan memiliki siswa dengan jumlah besar belum menyadari pentingnya pendidikan nilai tersebut.

3. Proses Pembelajaran dan Evaluasi
Banyak sekolah di Indonesia yang proses pembelajarannya tidak dapat berjalan lancar dikarenakan beberapa hal. Jumlah ruang tak berimbang dengan jumlah kelas yang ada. Rasio Guru dan Siswa masih terlalu besar. Bangunan sekolah yang jauh dari kata layak. Tidak sedikit di daerah guru pengajar mata pelajaran bukan berbasis pendidikan yang sama dengan mata pelajaran yang diajar. Model pengajaran yang hanya menekankan ceramah dan kurang demokratis pembelajaran model satu arah yang berakibat mematahkan kreativitas siswa.
Evaluasi hasil proses pembelajaran yang ada selama ini masih belum bisa dipakai untuk menggambarkan siswa itu sebenarnya. Ada UN yang menurut saya hasilnya belum bisa menggambarkan siswa secara utuh. Dan juga hasilnya belum dipercaya kemurniannya oleh masyarakat layak. Dan Pemerintah juga tidak menevaluasi secara utuh hasil UN dan Pelaksanaan UN. Tingkat Pendidikan yang diatasnya tidak dapat percaya dengan hasil UN. Mau Masuk SMP tes. Dari SMP mau masuk SMA tes. Dari SMA mau masuk ke perguruan tinggi juga tes. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan UN bukan hasil Evaluasi yang baik.

4. Kualitas Guru
Menurut pengalaman profesi guru di Indonesia bukan profesi impian setiap orang. Banyak yang menjadi guru karena ditolak atau tidak diterima dari kerjaan yang lain. Hal ini disebabkan karena jadi guru di Indonesia pasti jauh dari kata sejahtera. Jadi banyak yang tidak sesuai dengan mata pelajaran yang diajar. Dengan adanya otonomi daerah semakin membuat tidak meratanya tenaga pendidik. Di daerah yang maju kelebihan tenaga pendidik yang potensi akhirnya tidak terpakai, Didaerah yang minus sampai memaksa tenga yang tidak sesuai untuk menjadi tenaga pendidik. Siapa yang bisa mengubah kondisi ini?

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Lagi-lagi sangat sangat terlihat perbedaan antara sekolah elite dengan sekolah rakyat. Sekolah dikota besar memiliki sarana dan prasarana pendidikan yang cukup memadai dengan biaya pendidikan yang tinggi sehingga hanya golongan tertentu yang prosentasenya sangat kecil bisa mencapai sekolah tersebut. sedangkan sekolah rakyat sarana dan prasarana sangat minim sekali disinilah jumlah terbesar anak didik menimbah ilmu. Siapa yang bertanggung jawab atas ini?

Manajemen Pendidikan
Bidang Pendidikan sebenarnya sama dengan Bidang Perekonomian, Bidang Industri dll. Agar Proses pendidikan dengan seluk beluknya dapat berjalan dengan baik dan sinergis saling menguatkan maka diperlukan manajemen yang berjalan baik dan optimal. Dalam Banyak hal, di lingkup pendidikan di Indonesia manajemennya belum berjalan dengan baik, bahkan manajemennya merupakan salah satu penghalang untuk kita bisa maju. Hubungan antara Dirjen di Depdiknas, hubungan antara depdiknas daerah dengan sekolah, hubungan antara orang-orang dilingkungan pendidikan yang masih kurang lancar karena terbentur sistem birokrasi yang membuat semua serba lambat. Yang permasalahannya justru yang ditekankan hanya masalah administrasi yang secara tidak terkait langsung dengan proses pendidikan dan pengajaran misal maslah bentuk raport ijazah dan lain-lain. Siapa yang bisa mengubah ini dengan cepat?


Tidak hanya itu yang menjadi polemik dalam pendidikan Indonesia, Secara tidak langsung Media Massa, Media Televisi, Perkembangan teknologi juga mempengaruhi karakter siswa didik kita. Terlalu banyak berita bunuh diri, Banyaknya Sinetron yang menceritakan perselisihan keluarga karena warisan, perebutan seorang pria, Ini sangat jauh dari Pendidikan Nilai yang ingin kita tanamkan pada anak didik. Kebanyakan orang tua menerima keberadaan Internet dengan pandangan negatif karena lewat Internet lha anak mereka ketagihan game, lewat internet lha mereka mengenal gambar dan video pornoh tapi mereka tidak banyak yang mengerti bawa dengan Internetlah kita bisa menggenggam dunia tanpa biaya besar. Siapa yang bertanggung jawab mengubah opini-opini masyarakat yang salah?

Menurut saya untuk menyelesaikan semua problem yang ada pada pendidikan di Indonesia tidak hanya membutuhkan 20% dana APBN dan APBD tapi perhatian semua pihak baik pemerintah, masyarakat dan semua kalangan pendidikan karena Inilah tanggung jawab kita semua.




Rabu, 17 Juni 2009

Playlist


Mariah Carey

Musikku


Right Now (Na Na Na) - Akon

CERDAS DENGAN DAYA INGAT KUAT

CERDAS DENGAN DAYA INGAT KUAT

Dalam kehidupan sehari-hari, mungkin kita akan menemukan anak-anak dengan daya ingat kuat. Hanya 1-2 kali diajarkan menyanyikan sebuah lagu baru atau doa pendek, anak langsung hafal dan dapat melantunkannya dengan lancar.

Mengapa daya ingat anak begitu luar biasa? Ini karena saat dilahirkan, bayi memiliki 100 miliar neuron dan satu trilyun sel glia (sel sarang yang melindungi dan memberi makan neuron). Jika jumlah sel otak tersebut dioptimalkan, maka otak anak berlipat-lipat kemampuannya, jauh melebihi kemampuan komputer terkini.

Kuncinya, stimulasi! Semakin sering stimulasi diberikan, semakin kuat daya ingat anak. Itu bisa dilakukan di rumah dengan beragam aktivitas menyenangkan, seperti menyanyi, bermain, bercerita, juga berkomunikasi dengan cara mengenalkan banyak hal.

EKSPLISIT & IMPLISIT

Kemampuan mengingat merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan anak. Banyaknya rangsangan yang diperoleh sebagai hasil dari belajar yang optimal, salah satunya ditentukan oleh seberapa kuat daya ingat anak. Tak heran jika daya ingat menjadi salah satu indikator kecerdasan, selain konsentrasi dan daya nalar.

Carolyn Rovee-Collier, guru besar psikologi dari Rutgers University, Amerika berpendapat, memori sudah terbentuk sejak bayi, walaupun tidak semua informasi akan diingat sampai dewasa. Sedangkan pakar psikologi lainnya, Jean Mandle, berpendapat, memori terdiri atas implicit memory (memori yang terjadi karena adanya suatu proses pembiasaan) dan explicit memory (kemampuan untuk secara sadar mencari informasi masa lalu).

Contoh, ketika anak belajar naik sepeda, dia sedang membuat kedua set memori itu. Memori eksplisitnya merekam hal-hal yang ditangkap oleh indra, seperti warna sepeda pertamanya adalah kuning, bergambar ikan hiu, ada botol minumnya, dering belnya nyaring, dan lain-lain. Sedangkan implisit memori merekam semua kegiatan organ tubuh atau mekanikal tubuh saat mengayuh sepeda. Memori eksplisit boleh saja hilang, tapi memori implisit tetap ada. Boleh saja anak lupa motif sepeda pertamanya, tapi dia tidak akan lupa cara mengayuh sepeda.

PERKEMBANGAN DAYA INGAT

Setiap tahapan usia memiliki perkembangan daya ingat sendiri. Pada masa tahun pertama, meski terbatas, bayi sudah memiliki daya ingat dan memori. Tak hanya kejadian manis atau menyenangkan, kejadian lain yang hanya selintas pun dapat diingatnya. Hanya saja, fungsi daya ingat bayi belum terlalu berkembang. Kita pun tak bisa memastikan kapan bayi akan ngeh dengan apa yang dilihat atau diingatnya, karena daya ingat merupakan hal yang abstrak.

Berikutnya di masa batita, daya ingat anak mulai berkembang. Informasi diterima oleh otaknya untuk disimpan dalam memori jangka pendek. Sayangnya, tumpukan informasi itu sulit sekali dikeluarkan. Meski kemampuan bicaranya sudah berkembang, tapi dia belum berpengalaman menceritakan kejadian yang dialaminya secara lengkap. Daya ingat masa batita juga terbatas pada hal yang menurut anak menarik. Seiring pertambahan usia, pengalaman anak menceritakan urutan kejadian semakin membaik. Si kecil tak lagi gagap saat harus menceritakan pengalamannya bermain di taman bunga, jalan-jalan ke kebun binatang, bahkan mengingat semua urutan kejadian dengan detail dan lengkap. Si batita juga mulai bisa menjadi pengabdi ulung, bisa menerima perintah dan melaksanakannya dengan baik.

Di usia prasekolah terjadi perkembangan otak yang sangat pesat. Ditandai dengan terbentuknya komponen neurobiological yang menghasilkan kemampuan mengingat sesuatu. Dengan komponen ini, anak mampu menangkap pengalaman-pengalaman di seputar kehidupannya. Informasi berupa kata-kata, kejadian, gambar, dan sebagainya yang dilihat, dirasakan dan didengar anak dapat dimasukkan dalam memorinya. Pada orang dewasa, informasi tersebut diklasifikasikan atau diasosiasikan dengan ingatan lain dalam memori jangka panjangnya, melalui bermacam cara. Namun pada anak, mereka biasanya sekadar memasukkan informasi ini ke dalam memorinya.

Selanjutnya di usia sekolah dasar, kemampuannya terus bertambah, yaitu bagaimana memproses dan menyimpan berbagai informasi yang masuk. Dari bangun tidur sampai kembali lagi ke tempat tidur di malam hari, seorang anak SD diharapkan mampu mengingat semua rutinitas dan apa yang dipelajarinya di kelas.

Sebetulnya anak tak mungkin lupa karena kemampuan otak dalam menyimpan informasi itu sungguh luar biasa. Tak ada batasan dalam mengingat. Semakin besar usia anak, kemampuannya mengorganisasi otaknya akan lebih baik. Apalagi, kemampuan berpikir anak usia sekolah sudah masuk pada tahap konkret-operasional. Sistematika berpikir mereka sudah terkonsep dan mampu mengelompok-ngelompokkan informasi yang masuk.

Hilman Hilmansyah/berbagai sumber.DIPERAGAKAN MODEL, FOTO-FOTO: FERDI/nakita

MANFAAT DAYA INGAT KUAT
Banyak manfaat didapat dengan mengasah daya ingat, antara lain:

a. Semakin diasah kemampuan mengingat, semakin besar ruangan yang disediakan otak untuk menyimpan informasi. Anak terlatih untuk menyimpan banyak informasi. Otak pun penuh dengan kumpulan informasi, entah itu cerita, lagu, dan lainnya. Suatu saat anak bisa "memanggil" semua arsip yang tersimpan dalam otaknya itu. Anak pun menjadi tak mudah lupa karena daya ingatnya terus terlatih.

b. Meningkatkan konsentrasi. Proses mengingat mengharuskan anak memusatkan perhatian pada objek/sesuatu yang ingin diingat atau dihafalnya. Semakin banyak latihan mengingat, semakin bagus konsentrasinya.

c. Belajar pemahaman. Agar objek yang diingatnya bisa disimpan lama dan bisa dipanggil kembali, tentu anak harus bisa memahami materi tersebut. Dengan kata lain, mengasah daya ingat melatih anak untuk bisa memahami sesuatu.

d. Menumbuhkan kepercayaan diri. Pengucapan kembali sesuatu yang diingatnya merupakan prestasi sendiri buat anak, sehingga menimbulkan kebanggaan buatnya. Semua itu bisa memupuk rasa percaya dirinya.

e. Melatih kemampuan berbahasa. Secara tak langsung, melatih mengingat juga sekaligus melatih kemampuan berbahasanya. Dia bisa mengenal ribuan kosakata baru. Dia juga mengerti bagaimana sebuah kalimat disusun, bagaimana menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kelak, anak terampil menggunakan bahasa yang baik.

f. Sangat bermanfaat saat anak beranjak dewasa. Ini karena beberapa profesi menuntut daya ingat tinggi, seperti pakar hukum, dokter, bahkan aktris dan aktor dituntut bisa menghafal dengan cepat.

7 KIAT DAYA INGAT KUAT

Membicarakan daya ingat, berarti kita membicarakan memori, yaitu gudang informasi yang didapat melalui beberapa aspek sensori seperti penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, dan lain-lain. Mulanya, informasi disimpan sebagai memori jangka pendek. Memori jangka pendek adalah memori yang bertahan dalam hitungan detik sampai jam, seperti halnya mengingat nomor telepon seseorang. Nah, informasi telepon itu bukan tak mungkin akan disimpan sebagai memori jangka panjang bila kita sering memencetnya. Memori jangka panjang bisa bertahan dalam hitungan hari, tahun, bahkan seumur hidup.

Nah, agar informasi bisa bertahan lama, dibutuhkan kiat-kiat tertentu:

1. Pengulangan

Inilah strategi mengingat paling utama. Jadi, agar daya ingat anak bertahan lama, kuncinya adalah ulangi, ulangi, dan ulangi. Saat kecil, kita tahu lagu Indonesia Raya padahal kita sama sekali tak menghafalkannya. Ya, itu terjadi karena pengulangan, setiap Senin pagi, lagu itu dinyanyikan keras-keras di lapangan upacara. Begitu juga dengan anak batita yang setiap malam mendengarkan dongeng yang sama, dia akan hafal betul dengan nama tokoh cerita, jalan cerita, bahkan adegan-adegannya. Pengulangan membuat informasi yang disimpan dalam memori jangka pendek bisa bertahan lama karena disimpan dalam memori jangka panjang.

2. Menyingkat

Banyak cara untuk mengingat sesuatu, salah satunya dengan memberikan singkatan. Anak mungkin sulit menghafalkan berbagai warna, tapi cobalah dengan menyingkatnya seperti "mejikuhibiniu" (merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu), anak pasti lebih mudah mengingatnya.

3. Mencatat

Pernahkah si kecil tiba-tiba lupa saat diminta membeli keperluan perlengkapan mandi di warung? Ini terjadi karena kemampuan memori jangka pendek manusia terbatas, termasuk anak. Itulah mengapa, tak ada salahnya jika orangtua memberikan catatan daftar belanja kepada anak, sehingga dia tahu barang apa saja yang harus dibelinya.

4. Tumbuhkan Motivasi

Beri pujian atau rewards seusai melakukan kegiatan stimulasi daya ingat, sekalipun anak kurang berhasil melakukannya dengan baik. Misal, orangtua meminta si batita mengambilkan tomat dan cabai di kulkas, meski yang diambil hanya cabai, maka beri pujian agar anak semangat. Selanjutnya orangtua bisa meminta anak mengambilkan tomat yang lupa diambilnya.

5. Beri Informasi Penting

Semakin penting informasi, semakin kuat motivasi anak untuk mengingat. Contoh, anak akan hafal telepon rumah, alamat rumahnya, nomor polisi karena dia memang merasa berkepentingan sehingga berusaha untuk mengingatnya. Yang bisa dilakukan orangtua, menjelaskan manfaat bila anak mampu mengingat berbagai informasi penting, semisal mudah mendapatkan pertolongan jika terkena musibah.

6. Pastikan Anak Paham

Sering kali orangtua mengeluhkan daya ingat anaknya. Menurut mereka, anak gampang sekali lupa hal-hal yang pernah diingat sebelumnya. Mungkin saja itu terjadi karena anak hanya hafal, tidak paham. Jika ia tidak paham, maka akan sulit baginya untuk mengaplikasikan dan mengaitkannya dengan informasi baru. Kalau sudah begini, informasi akan cepat dilupakan lagi karena tak pernah digunakan. Lebih baik anak mengerti makna bilangan daripada hanya sekadar menghafal angka 1-10, misal.

7. Lakukan Pembiasaan

Lakukan beberapa kebiasaan yang dapat membuka daya ingat anak. Umpamanya, saat bertemu sanak saudara, minta si saudara menyebutkan nama panggilannya secara jelas agar anak mendengar kemudian mengingatnya. Kalau bertemu lagi, pancing anak dengan pertanyaan terbuka, "Ayo kasih salam dulu, sama om... om siapa ya namanya?" biarkan anak yang menjawab.


sumber : nakita

Six Thinking Hats ( 6 Topi Pemikir )

http://www.kitaupload.com/download.php?file=918SixThinkingHats TanadiSantoso.htm

RPP SEGITIGA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/2
Pertemuan Ke- : 61 – 63
Alokasi Waktu : 6 .40 menit

Standar Kompetensi : Memahami konsep segitiga dan menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi sifat-sifat segitiga berdasarkan sisi dan
sudutnya.
Indikator :
1. Menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi atau sudutnya.
2. Menemukan jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya.
3. Menunjukkan bahwa jumlah sudut segitiga adalah 180 .

I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis segitiga berdasarkan sisi atau
sudutnya.
2. Siswa dapat menemukan jenis segitiga berdasarkan sifat-sifatnya.
3. Siswa dapat menunjukkan bahwa jumlah sudut segitiga adalah 1800 .

II. Materi Ajar
Segitiga.

III. Metode Pembelajaran
Diskusi, ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan Ke-61
A. Kegiatan Awal
1. Guru menjelaskan maksud dan tujuan materi yang akan dipelajari.
2. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.
3. Siswa dimotivasi jika menguasai materi ini dapat membantu
menyelesaikan masalah sehari-hari.

B. Kegiatan Inti
1. Guru meminta siswa secara berkelompok untuk melakukan kegiatan
membentuk macam-mac am segitiga dengan tujuan agar siswa mengenal
segitiga, unsur-unsurnya, dan syarat panjang sisi-sisinya.
2. Dengan metode ceramah dan demonstrasi alat peraga berupa karton
berbentuk segitiga, guru menunjukkan jenis-jenis segitiga.
3. Siswa secara berkelompok diminta untuk mendiskusikan jenis-jenis
segitiga berdasarkan panjang sisi-sisinya.
4. Salah satu kelompok dipilih secara acak untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas, sedangkan kelompok yang lain menanggapi.
5. Guru memberikan umpan balik.
C. Kegiatan Akhir
1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
2. Guru dan siswa membuat refleksi materi yang diajarkan.

Pertemuan Ke-62
A. Kegiatan Awal
1. Siswa diingatkan kembali pada jenis-jenis sudut yang sudah diajarkan
sebelumnya.
2. Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok.

B. Kegiatan Inti
1. Siswa secara berkelompok diminta untuk mendiskusikan jenis-jenis
segitiga berdasarkan besar sudut-sudutnya serta jenis segitiga
berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya.
2. Secara acak dua kelompok dipilih untuk mempresentasikan hasil diskusinya
di depan kelas. Satu kelompok membahas jenis-jenis segitigaberdasarkan
besar sudut sudutnya, sedangkan kelompok lain membahas jenis-jenis
segitiga berdasarkan panjang sisi dan besar sudutnya.
Kelompok yang tidak presentasi memberi tanggapan.
3. Guru memberikan umpan balik dan membimbing siswa mengambil kesimpulan
yang benar.
4. Guru menunjukkan kaitan antara segitiga siku-siku dengan teorema
Pythagoras
5. Untuk mengetahui hasil belajar siswa, siswa diminta untuk mengerjakan
Evaluasi Mandiri

C. Kegiatan Akhir
1. Siswa membuat rangkuman materi yang diajarkan.
2. Guru memberi tugas kepada siswa.

Pertemuan Ke-63

A. Kegiatan Awal
Guru membahas tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.
B. Kegiatan Inti
1. Guru meminta tiap siswa bersama teman sebangkunya mencari jumlah
sudut pada segitiga dengan praktek secara langsung dengan menggunakan
macam-macam jenis segitiga.
2. Beberapa siswa dengan jenis segitiga yang berbeda dipilih secara acak
untuk memaparkan hasil diskusinya.
3. Guru memberikan umpan balik dan membimbing siswa mengambil kesimpulan
yang benar.
4. Untuk mengetahui kompetensi siswa, guru meminta siswa untuk membahas
kolom ”Diskusikan” .


C. Kegiatan Akhir
1. Siswa membuat rangkuman dengan bimbingan guru.
2. Guru dan siswa membuat refleksi materi yang diajarkan.
3. Siswa diberi PR kolom ”Coba Kalau Berani” halaman 260.

V. Sumber Belajar dan Alat Peraga
A. Sumber belajar: Buku Paket Matematika 1Erlangga halaman 253 –
260.
B. Alat peraga: karton berbentuk berbagai jenis segitiga, busur, mistar, dan
jangka.

VI. Penilaian
A. Hasil pekerjaan rumah baik individu maupun kelompok.
B. Tes pemberian tugas.
C. Tes tertulis.





Mengetahui,
Surabaya, 15 Juni 2008
Kepala Sekolah Guru Matematika




Dra Pujiono Retno Ageng H,S.Si